Pertanyaan yang sering lontarkan kepada orang yang baru
atau sudah lama lulus dari jenjang perkuliahan magister biasanya adalah apa mas
atau mbak atau bapak atau ibu tidak ingin melanjutkan perkuliahan sampai ke
jenjang doktoral? dan jawabanya kalau ditanya seperti itu maka jawabannya tentunya
sangatlah beragam, namun rata-rata jawabannya seperti ini, ya ingin sekali melanjutkan
kuliah doktoral tapi belum ada biayanya, belum siap lanjutin kuliah karena udah
lulus sampai magister saja udah cukup dan untuk mikir tugas-tugas kuliah lagi
undah berat rasanya, repot udah berkeluarga dan masih banyak lagi jawaban atas
pertanyaan tersebut yang tidak bisa saya uraikan semuanya.
Berkenaan
dengan hal tersebut, persoalan utama sebenarnya adalah tergantung kepada
ketekadan dan niatan serius kita untuk melanjutkan kuliah atau tidak, jika
tidak maka akan terasa berat sekali bisa terlaksana. Oleh karena itu tulisan
ini mencoba membuka mind seat dan gambaran akan perlu dan pentingnya
kuliah di jenjang doktoral, dengan bahasa yang ringan dan mengalir berdasarkan
pengalaman penulis dan informasi serta sepengetahuan penulis dari beberapa
orang yang juga udah kuliah di jenjang doktoral. Tulisan ini diangkat bukan
penulis bermaksud dengan niat takabbur (sombong) namun hanya berbagi pengalaman
dan penulis juga masih jauh dari orang-orang yang berpengalaman dan masih perlu
terus banyak belajar lagi lebih-lebih mengingat penulis juga melanjutkan kuliah
doktoral baru semester ganjil (pertama) pada tahun 2020.
Dalam merangkai
tulisan ini penulis membaginya dalam beberapa sub bahasan atau dalam bentuk key
words ( kata kunci) beserta diskripsinya agar lebih tersistematis dan mudah memahaminya dari judul tulisan yang penulis angkat “ spirit of doktor”. Tema ini diambil untuk menggugah dan
memberi semangat kepada kita semua sebagai generasi penerus bangsa akan perlu dan pentingnya melanjutkan perkuliahan sampai jenjang
doktor. Berikut uraiannya:
NIAT
Niat merupakan pondasi awal dan dasar yang perlu diluruskan
bagi seseorang yang akan melakukan rencana ataupun aktivitas apapun, termasuk
bagi yang akan melanjutkan studi jenjang doktor. Hal ini penting karena ketika
kita salah niat, maka itu berimplikasi kepada apa yang kita peroleh yang bisa
berupa banyak hal seperti akan kecewa tidak sesuai harapan dan adanya
penyesalan di akhir studi. Sebagai seorang muslim, sudah tentu tahu dan hafal
maqolah berkenaan dengan niat, yakni “innamal a’malu bin niat” yang
artinya amal perbuatan tergantung pada niatnya. Ini menunjukkan amal atau
apapun aktivitas yang kita lakukan harus dilandasi dengan niat yang tulus dan tepat,
agar menjadi keberkahan dan kelancaran dalam menjalankan perbuatan atau
aktivitas yang kita lakukan. Misal saja ketika kuliah dengan niatan hanya agar dapat
ijazah saja atau supaya gagah-gagahan karena bisa kuliah sampai jenjang program
doktoral, sehingga dalam perkuliahan yang dipikirkan butuhnya hanya ijazah saja
dan berakibat dia tidak serius dalam menuntut ilmu dan cenderung hanya asal
asalan, asal masuk kuliah, asal nugas dan lainnya, sehingga tidak optimal dalam
perkuliahannya dan hanya ingin dipuji saja dan ditambah lagi tidak ada nilai
pahalanya. Hal Itu berbeda jika niatnya dalam kuliah doktoral benar-benar niat
untuk menuntut ilmu dan ditambah lillahi ta’ala (karena Allah SWT) itu
akan menjadikan kita memang benar benar serius untuk mengikuti perkuliahan dan bernilai
pahala dari perkuliahan yang kita lakukan, serta punya keinginan untuk bisa
menyebarkan ilmu yang kita perolah kepada masyarakat luas agar ilmu kita bisa manfaat
dan bertambah.
Dari
niat ini akan melahirkan keseriusan sehingga ini akan mampu menggerakkan kita
baik dari segi pikiran maupun jiwa kita dalam melakukan apa yang menjadi
keinginan dan akan terus berupa dengan bekerja
keras sampai berhasil, sehingga niat memiliki kekuatan besar dalam menggapai
apa yang dicita-citakan oleh kita
Dan tidak lupa, kita harus selalu memperbaharui niat
setiap saat, karena dalam perjalanan waktu tidak bisa dipungkiri dan kadangkala
kita tidak sadar niat yang sudah kita tata sebelumnya itu bisa berubah,
sehingga sangat perlu sekali kita upgrade terus niat di dalam hati agar
kita tidak salah niat dan menyimpang.
TEKAD
KUAT DAN BIAYA
Untuk bisa kuliah sampai program
kuliah doktor itu perlu tekad kuat karena tentunya tidak semata mata biaya saja
yang menjadi pertimbangan utama, namun juga kesiapan mental kita dalam
mengenyam perkuliahan program doktor artinya kita harus siap secara materiil maupun
immateriil. Materiil berupa biaya yang cukup untuk menempuh perkuliahan jenjang
doktor karena ini juga tidak sedikit dan immaterial berupa kesiapan mental
berupa daya pikir dan aspek piskologis dalam menjalani perkuliahan jenjang
doktor. Karena dalam perkuliahannya tentunya berbeda dengan program perkuliahan
sebelumnya yakni program magister dan sarjana, sebab kita dituntut lebih kritis
dalam berbagai hal, seperti ketika berdiskusi, membuat makalah, dan lain
sebagainya dan tentunya siap secara psikologis mengikuti perkuliahan karena ketika orang tahu bahwa kita
kuliah jenjang doktor kita dianggap udah hebat dan luar biasa bisa mengeyam
kuliah sampai jenjang doktor dan juga nantinya ketika menyandang
predikat doktor jika mampu menyelesaikan studinya, maka
kita dianggap sudah mumpuni dibidangnya. dan ini juga tidak pekerjaan mudah karena gelar
doktor merupakan gelar tertinggi dalam jenjang perkuliahan di perguruan tinggi.
Tekad kuat ini juga bisa menjadi
pendorong kita bisa melanjutkan kuliah sampai doktor yang sangat berpengaruh.
Jika kita tidak ada tekad kuat biasanya akan mundur, karena kebanyakan yang
dipikirkan adalah kesiapan masalah pembiayaan. Faktor biaya termasuk bagian juga penting
disamping faktor lainnya, sehingga dalam hal ini lebih menyarankan memang perlu
dipersiapkan dan diupayakan yang sudah punya usaha paling tidak untuk
perbulannya bisa disisihkan dan
di tabung dan kira kira 6 bulan terkumpul cukup
untuk membayar perkuliahan satu
semester
Pengalaman secara pribadi, saya melakukan perhitungan
atau kalkulasi untuk menyisakan dari hasil usaha atau pekerjaan saya tiap
bulannya kira-kira cukup untuk membayar satu
semester dalam waktu 6 bulan dan
saya belum memikirkan untuk biaya ujian terbuka dan tertutup nantinya dan disini faktor tekad kuat saya coba
praktikkan, artinya ketekatan melanjutkan perkuliahan walaupun dalam
keterbatasan biaya
Dan saya berkhusnudzon
(berprasangka baik) untuk yang akan datang ketika untuk pembiayaan ujian akhir
nanti kalau udah ada rezeki insya Allah nanti juga pasti ada. Selain itu saya
memiliki ikhtiar lain yakni akan mencoba ikut beasiswa penyelesaian studi (program afirmasi) yang biasanya diselenggarakan oleh Diktis (Pendidikan Tinggi Islam) KEMENAG setiap tahun.
Artinya usaha untuk mencari solusi terkait pembiayaan pasti ada jalan keluar, tinggal
kita mau berusaha atau tidak.
Jadi, persoalan biaya itu bukan jadi
alasan utama menjadi penghalang untuk bisa melanjutkan kuliah, karena banyak
program beasiswa yang tersedia melalui lembaga-lembaga pemerintah, seperti
beasiswa LPDP dari kemenkeu, beasiswa afirmasi dan beasiswa 1000 doktor dari
kemenag dan yang lainnya, artinya tinggal ada kemauan usaha serius atau tidak. Disisi
lain sebenarnya kita tidak juga mengandalkan program beasiswa karena seleksinya
juga termasuk ketat namun disini juga tekad kita dalam jalur mandiri dengan
mengupayakan biaya perkualihan sendiri dengan cara bekerja keras dalam
menyisihkan uang bulanan hasil kerja atau usaha pendapatan kita sehingga bisa
dibuat peruntukannya untuk membiayai perkuliahan.
MOTIVASI
Motivasi memiliki manfaat besar bagi
yang ingin melanjutkan kuliah jenjang doktor, karena ketika dengan motivasi
bisa mendorong apa yang menjadi keinginan kita tercapai dan juga bisa
menghadirkan semangat tinggi ketika menjalani perkuliahan. Sebaliknya jika kita
tidak memiliki motivasi, maka bisa berdampak ketika mengikuti perkuliahan menjadi
bad mood ( tidak tertarik) dan sulit pula menyelesaikan kuliah doktor
tepat waktu.
Motivasi yang sangat berperan pada
diri kita adalah motivasi instrinsik, yakni motivasi dari dalam diri kita
sendiri, itu dikarenakan jika di dalam diri kita sudah ada motivasi, maka akan muncul rasa kesadaran dan semangat yang tinggi, hal itu membuat kita mudah menggerakkan
semua organ tubuh, pikiran dan lainnya untuk mencapai apa yang kita inginkan. Motivasi
instrinsik didapat dengan memompa dalam diri kita untuk bersemangat dan berupa
sekuat tenaga atau juga bisa
melihat dan mengambil hikmah dan manfaat dari kesuksesan orang lain dan
menjadikannya inspirasi. Selain itu juga semangat bisa lahir dari motivasi ekstrinsik
(motivasi dari luar) dan itu
merupakan tambahan dan bisa
menjadi penguat motivasi kita namun masih kurang kuat
pengaruhnya dibanding dengan pengaruh dari dalam diri kita. Hal itu karena kita masih perlu disemangati oleh orang
lain.
Motivasi ekstrinsik didapat dari nasehat-nasehat orang-orang disekitar kita
bisa orangtua, saudara, teman dan lain sebagainya.
KETEKUNAN
Ada orang yang mengatakan, sebenarnya seseorang itu tidak pintar namun yang
menjadikan dia berhasil karena dia tekun, seperti tekun mau membaca, belajar
dan sebagainya. Artinya ketekunan juga penting bagi yang kuliah doktoral,
karena dengan ketekunan pekerjaan bisa berhasil walaupun tahap demi tahap. Dengan
ketekunan itu merupakan skills yang tidak semua dimiliki orang. Ada tipe orang yang tidak tekun namun dia
pintar, seperti orang ketika
belajar dengan waktu cuma sebentar atau bahkan jarang belajar namun sudah bisa paham dan menguasai,
namun juga ada tipe
orang yang butuh waktu lama dan ketekunan, seperti orang yang belajar terus
menerus dengan butuh waktu lama dan penuh ketekunan baru bisa memahami apa yang
dipelajari
Dengan demikian ketekunan itu bisa
mematahkan anggapan bahwa hanya orang pintar saja yang bisa berhasil, namun
walaupun orang tersebut tidak pintar asal
jika belajarnya penuh dengan ketekunan, maka ia juga bisa menjadi orang yang
berhasil. Untuk mewujudkan tercapainya ketekunan dibutuhkan keistiqomahan,
karena ketekunan butuh proses waktu yang lama dan keajegan bagi yang melakukan.
Sifat
tekun tentunya tidak mudah diperoleh, butuh proses lama dan perjuangan keras,
baik waktu maupun pikiran dan tentunya dilandasi niat yang kuat, maka ketekunan
itu akan bisa berhasil
OPTIMIS
Sifat
optimis harus selalu kita hadirkan dalam hati dan pikiran kita, agar apa yang
inginkan dalam kelancaran perkuliahan doktoral bisa menjadi ringan dan lancar.
Hal ini karena dengan dorongan sifat optimis kita akan selalau memiliki rasa
percaya diri tinggi untuk menyelesaikannya asal juga diimbangi dengan ikhtiar
yang kuat. Artinya tidak hanya modal optimis saja namun tidak diimbangi dengan
ikhtiar maka menjadi nonsense (percuma)
Oleh karena itu
jika selalu menghadirkan sifat optimis apapun target yang ingin dicapai
dalam perkuliahan, seperti selesainya tugas makalah dan harus submit di jurnal
nasional maupun internasional, maka hal itu menjadi ringan dikerjakan dan punya
semangat mengerjakannya
Dan yang
penting lagi harus optimis bisa menyelesaikan studi doktor bisa tepat waktu
atau tidak molor berlama-lama dalam penyelesaian studinya. Karena yang menjadi
momok bagi orang yang kuliah doktor adalah tugas akhir atau penyelesaian
disertasinya, sehingga jika kita pupuk sifat optimis secara mendalam maka
semangat untuk menyelesaikan disertasi menjadi meningkat dan menjadi ringan
ketika mengerjakannya.
HOTS ( Higher order thinking skills)
Point ini butuh ekstra ordinary tingkat tinggi, bagaimana
tidak, dalam perkuliahan jenjang doktoral
itu menjadi suatu keharusan sebelum melangkah pada puncaknya dalam mengerjakan
tugas akhir disertasi.
Dalam setiap perkuliahan kita secara
tidak sadar akan dipacu berpikir keras dalam diskusi-diskusi kecil hingga yang berupa karya tulis ilmiah. Apa lagi pada
era saat ini, hampir seluruh pembelajaran di mata kuliah mengharuskan
makalahnya bisa submit dan tembus di jurnal nasional terakreditasi minimal
sinta 2, dan ini tidak mudah karena secara persyaratan cek plagiasi tidak boleh
melebihi 20 % sehingga analisis mendalam
dalam pemikiran
penulis yang sangat harus ditampakkan.
Dengan demikian bagi seseorang yang
hendak melanjutkan studi jenjang doktor harus benar-benar siap tancap gas dan
mengerahkan daya pikir keras dalam perkuliahan. Berpikir HOTS sudah menjadi
keharusan dan pembiasaan dalam studi jenjang doctoral menggambarkan bahwa
perkuliahan pada jenjang ini tidak sembarangan dan berupaya keras mencetak
lulusan yang berpikir kritis dan mendalam dalam menyikapi perkembangan dunia
pendidikan pada masanya
KEILMUAN
Yang
paling fundamental dalam melanjutkan kuliah hingga jenjang doktoral adalah
keilmuan yang di ambil bisa memberikan kontribusi besar terhadap pengembangan
keilmuan dan bisa memberikan manfaat terhadap disiplin keilmuanyang ditekuni
Dengan keilmuan yang didalami maka
seseorang yang menempuh jenjang doktoral akan tergugah dan tergerak akan
menggali lebih dalam keilmuan yang ditekuninya sehingga lulusan doktoral itu
memang benar benar bisa diakui keilmuannya.
Recognisi (pengakuan) publik
ini diperlukan mengingat pada tataran jenjang doktor tentunya kapasitas
keilmuannya sudah lebih mendalam dibanding pada jenjang sebelumnya, sehingga
keilmuan ini mutlak benar-benar di kuasainya oleh lulusan doktor. Dengan
demikian kapasitas sebagai doktor ini benar-benar bisa diakui dan dibuktikan
pada publik
Dan ini merupakan tantangan bagi
orang yang melanjutkan jenjang doktor, bagaimana bisa menjadikan keilmuan yang
diperoleh bisa dikembangkan lebih dalam ke arah pengembangan kelimuan dan
menjadikan keilmuannya memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan keilmuan
dunia dan melahirkan lulusan doktoral sebagai generasi penerus yang bisa melahirkan
cendekiawan yang bisa ikut kontribusi dalam pengembangan suatu keilmuan
tertentu.
TEMUAN
TEORI
Yang tidak kalah menguras daya pikir
adalah bagaimana dalam tugas akhir jenjang doktor adalah ketika penyelesain
disertasi dan adanya temuan teori baru dalam disertasi yang diangkat. Sehingga
hal itu bukan perkara mudah karena ketika ingin menemukan teori baru dibutuhkan
pemahaman yang mendalam dan wawasan luas terkait tema yang di angkat, hal itu
sangat diperlukan daya literasi tingkat tinggi dan upaya keras dalam
mencapainya
Temuan teori sangat diperlukan dalam
upaya pengembangan keilmuan dan tidak menutup kemungkinan besar perkembangan
ilmu itu bisa mengalami banyak dinamikanya dalam perkembangan waktu dan zaman,
sehingga butuh analisis kritis dalam penelaahannya
Teori yang ditemukan diharapkan bisa
menjawab persoalan baru yang berkembang dan bisa dikembangkan lagi yang pada
akhirnya bisa mencul teori baru lagi juga. Dengan temua teori tersebut akan menjadikan lulusan
doctoral mendapat recognisi atas kompetensi yang dimilikinya dalam
bidang keilmuan yang ditekuninya
DO’A
Do’a
juga bagian yang tidak boleh dilupakan karena do’a ini memberikan ketengangan
dan spirit dalam mengikuti jenjang program doctoral. Sebagai seorang muslim
do’a sangat diperlukan agar semua urusan kita berharap dimudahkan oleh Allah
SWT
Karena
bagaimanapun usaha keras kita jika tanpa pertolongan dari Allah maka itu
menjadi tidak berhasil, sehingga dengan do’a ini, berharap apa yang menjadi
keinginan kita diridhoi dan dikabulkan oleh Allah SWT
Ada pepatah yang mengatakan, ikhtiar
tanpa do’a itu dinamakan sombong dan doa’ tanpa ikhtiar dinamakan bohong, maka
ini menunjukkan do’a merupakan ciri ketaatan sebagai seorang mukmin dan
merupakan cerminan bahwa manusia itu sebenarnya manusia tidak memiliki daya
kekuatan kecuali atas pemberian dan anugerah dari Allah SWT
0 comments:
Post a Comment