Saturday, February 6, 2021

SPIRIT OF DOKTOR

 


Pertanyaan yang sering lontarkan kepada orang yang baru atau sudah lama lulus dari jenjang perkuliahan magister biasanya adalah apa mas atau mbak atau bapak atau ibu tidak ingin melanjutkan perkuliahan sampai ke jenjang doktoral? dan jawabanya kalau ditanya seperti itu maka jawabannya tentunya sangatlah beragam, namun rata-rata jawabannya seperti ini, ya ingin sekali melanjutkan kuliah doktoral tapi belum ada biayanya, belum siap lanjutin kuliah karena udah lulus sampai magister saja udah cukup dan untuk mikir tugas-tugas kuliah lagi undah berat rasanya, repot udah berkeluarga dan masih banyak lagi jawaban atas pertanyaan tersebut yang tidak bisa saya uraikan semuanya.

            Berkenaan dengan hal tersebut, persoalan utama sebenarnya adalah tergantung kepada ketekadan dan niatan serius kita untuk melanjutkan kuliah atau tidak, jika tidak maka akan terasa berat sekali bisa terlaksana. Oleh karena itu tulisan ini mencoba membuka mind seat dan gambaran akan perlu dan pentingnya kuliah di jenjang doktoral, dengan bahasa yang ringan dan mengalir berdasarkan pengalaman penulis dan informasi serta sepengetahuan penulis dari beberapa orang yang juga udah kuliah di jenjang doktoral. Tulisan ini diangkat bukan penulis bermaksud dengan niat takabbur (sombong) namun hanya berbagi pengalaman dan penulis juga masih jauh dari orang-orang yang berpengalaman dan masih perlu terus banyak belajar lagi lebih-lebih mengingat penulis juga melanjutkan kuliah doktoral baru semester ganjil (pertama) pada tahun 2020.

            Dalam merangkai tulisan ini penulis membaginya dalam beberapa sub bahasan atau dalam bentuk key words ( kata kunci) beserta diskripsinya agar lebih tersistematis dan mudah memahaminya dari judul tulisan yang penulis angkatspirit of doktor”. Tema ini diambil untuk menggugah dan memberi semangat kepada kita semua sebagai generasi penerus bangsa akan perlu dan pentingnya melanjutkan perkuliahan sampai jenjang doktor. Berikut uraiannya:

 

NIAT

            Niat merupakan pondasi awal dan dasar yang perlu diluruskan bagi seseorang yang akan melakukan rencana ataupun aktivitas apapun, termasuk bagi yang akan melanjutkan studi jenjang doktor. Hal ini penting karena ketika kita salah niat, maka itu berimplikasi kepada apa yang kita peroleh yang bisa berupa banyak hal seperti akan kecewa tidak sesuai harapan dan adanya penyesalan di akhir studi. Sebagai seorang muslim, sudah tentu tahu dan hafal maqolah berkenaan dengan niat, yakni “innamal a’malu bin niat” yang artinya amal perbuatan tergantung pada niatnya. Ini menunjukkan amal atau apapun aktivitas yang kita lakukan harus dilandasi dengan niat yang tulus dan tepat, agar menjadi keberkahan dan kelancaran dalam menjalankan perbuatan atau aktivitas yang kita lakukan. Misal saja ketika kuliah dengan niatan hanya agar dapat ijazah saja atau supaya gagah-gagahan karena bisa kuliah sampai jenjang program doktoral, sehingga dalam perkuliahan yang dipikirkan butuhnya hanya ijazah saja dan berakibat dia tidak serius dalam menuntut ilmu dan cenderung hanya asal asalan, asal masuk kuliah, asal nugas dan lainnya, sehingga tidak optimal dalam perkuliahannya dan hanya ingin dipuji saja dan ditambah lagi tidak ada nilai pahalanya. Hal Itu berbeda jika niatnya dalam kuliah doktoral benar-benar niat untuk menuntut ilmu dan ditambah lillahi ta’ala (karena Allah SWT) itu akan menjadikan kita memang benar benar serius untuk mengikuti perkuliahan dan bernilai pahala dari perkuliahan yang kita lakukan, serta punya keinginan untuk bisa menyebarkan ilmu yang kita perolah kepada masyarakat luas agar ilmu kita bisa manfaat dan bertambah.

            Dari niat ini akan melahirkan keseriusan sehingga ini akan mampu menggerakkan kita baik dari segi pikiran maupun jiwa kita dalam melakukan apa yang menjadi keinginan  dan akan terus berupa dengan bekerja keras sampai berhasil, sehingga niat memiliki kekuatan besar dalam menggapai apa yang dicita-citakan oleh kita

Dan tidak lupa, kita harus selalu memperbaharui niat setiap saat, karena dalam perjalanan waktu tidak bisa dipungkiri dan kadangkala kita tidak sadar niat yang sudah kita tata sebelumnya itu bisa berubah, sehingga sangat perlu sekali kita upgrade terus niat di dalam hati agar kita tidak salah niat dan menyimpang.

TEKAD KUAT DAN BIAYA

            Untuk bisa kuliah sampai program kuliah doktor itu perlu tekad kuat karena tentunya tidak semata mata biaya saja yang menjadi pertimbangan utama, namun juga kesiapan mental kita dalam mengenyam perkuliahan program doktor artinya kita harus siap secara materiil maupun immateriil. Materiil berupa biaya yang cukup untuk menempuh perkuliahan jenjang doktor karena ini juga tidak sedikit dan immaterial berupa kesiapan mental berupa daya pikir dan aspek piskologis dalam menjalani perkuliahan jenjang doktor. Karena dalam perkuliahannya tentunya berbeda dengan program perkuliahan sebelumnya yakni program magister dan sarjana, sebab kita dituntut lebih kritis dalam berbagai hal, seperti ketika berdiskusi, membuat makalah, dan lain sebagainya dan tentunya siap secara psikologis mengikuti perkuliahan karena ketika orang tahu bahwa kita kuliah jenjang doktor kita dianggap udah hebat dan luar biasa bisa mengeyam kuliah sampai jenjang doktor dan juga nantinya ketika menyandang predikat doktor jika mampu menyelesaikan studinya, maka  kita dianggap sudah mumpuni dibidangnya. dan ini juga tidak pekerjaan mudah karena gelar doktor merupakan gelar tertinggi dalam jenjang perkuliahan di perguruan tinggi.

            Tekad kuat ini juga bisa menjadi pendorong kita bisa melanjutkan kuliah sampai doktor yang sangat berpengaruh. Jika kita tidak ada tekad kuat biasanya akan mundur, karena kebanyakan yang dipikirkan adalah kesiapan masalah pembiayaan. Faktor biaya termasuk bagian juga penting disamping faktor lainnya, sehingga dalam hal ini lebih menyarankan memang perlu dipersiapkan dan diupayakan yang sudah punya usaha paling tidak untuk perbulannya bisa disisihkan dan di tabung dan kira kira 6 bulan terkumpul cukup untuk membayar perkuliahan satu semester

            Pengalaman secara pribadi, saya melakukan perhitungan atau kalkulasi untuk menyisakan dari hasil usaha atau pekerjaan saya tiap bulannya kira-kira cukup untuk membayar satu semester dalam waktu 6 bulan dan saya belum memikirkan untuk biaya ujian terbuka dan tertutup nantinya dan disini faktor tekad kuat saya coba praktikkan, artinya ketekatan melanjutkan perkuliahan walaupun dalam keterbatasan biaya

            Dan saya berkhusnudzon (berprasangka baik) untuk yang akan datang ketika untuk pembiayaan ujian akhir nanti kalau udah ada rezeki insya Allah nanti juga pasti ada. Selain itu saya memiliki ikhtiar lain yakni akan mencoba ikut beasiswa penyelesaian studi (program afirmasi) yang biasanya diselenggarakan oleh Diktis  (Pendidikan Tinggi Islam) KEMENAG setiap tahun. Artinya usaha untuk mencari solusi terkait pembiayaan pasti ada jalan keluar, tinggal kita mau berusaha atau tidak.

            Jadi, persoalan biaya itu bukan jadi alasan utama menjadi penghalang untuk bisa melanjutkan kuliah, karena banyak program beasiswa yang tersedia melalui lembaga-lembaga pemerintah, seperti beasiswa LPDP dari kemenkeu, beasiswa afirmasi dan beasiswa 1000 doktor dari kemenag dan yang lainnya, artinya tinggal ada kemauan usaha serius atau tidak. Disisi lain sebenarnya kita tidak juga mengandalkan program beasiswa karena seleksinya juga termasuk ketat namun disini juga tekad kita dalam jalur mandiri dengan mengupayakan biaya perkualihan sendiri dengan cara bekerja keras dalam menyisihkan uang bulanan hasil kerja atau usaha pendapatan kita sehingga bisa dibuat peruntukannya untuk membiayai perkuliahan.

MOTIVASI

            Motivasi memiliki manfaat besar bagi yang ingin melanjutkan kuliah jenjang doktor, karena ketika dengan motivasi bisa mendorong apa yang menjadi keinginan kita tercapai dan juga bisa menghadirkan semangat tinggi ketika menjalani perkuliahan. Sebaliknya jika kita tidak memiliki motivasi, maka bisa berdampak ketika mengikuti perkuliahan menjadi bad mood ( tidak tertarik) dan sulit pula menyelesaikan kuliah doktor tepat waktu.

            Motivasi yang sangat berperan pada diri kita adalah motivasi instrinsik, yakni motivasi dari dalam diri kita sendiri, itu dikarenakan jika di dalam diri kita sudah ada motivasi, maka akan muncul rasa kesadaran dan semangat yang tinggi, hal itu membuat kita mudah menggerakkan semua organ tubuh, pikiran dan lainnya untuk mencapai apa yang kita inginkan. Motivasi instrinsik didapat dengan memompa dalam diri kita untuk bersemangat dan berupa sekuat tenaga atau juga bisa melihat dan mengambil hikmah dan manfaat dari kesuksesan orang lain dan menjadikannya inspirasi. Selain itu juga semangat bisa lahir dari motivasi ekstrinsik (motivasi dari luar) dan itu merupakan tambahan dan bisa menjadi penguat motivasi kita namun masih kurang kuat pengaruhnya dibanding dengan pengaruh dari dalam diri kita. Hal itu karena kita masih perlu disemangati oleh orang lain. Motivasi ekstrinsik didapat dari nasehat-nasehat orang-orang disekitar kita bisa orangtua, saudara, teman dan lain sebagainya.

KETEKUNAN

            Ada orang yang mengatakan, sebenarnya seseorang itu tidak pintar namun yang menjadikan dia berhasil karena dia tekun, seperti tekun mau membaca, belajar dan sebagainya. Artinya ketekunan juga penting bagi yang kuliah doktoral, karena dengan ketekunan pekerjaan bisa berhasil walaupun tahap demi tahap. Dengan ketekunan itu merupakan skills yang tidak semua dimiliki orang. Ada tipe orang yang tidak tekun namun dia pintar, seperti orang ketika belajar dengan waktu cuma sebentar atau bahkan jarang belajar namun sudah bisa paham dan menguasai, namun juga ada tipe orang yang butuh waktu lama dan ketekunan, seperti orang yang belajar terus menerus dengan butuh waktu lama dan penuh ketekunan baru bisa memahami apa yang dipelajari

            Dengan demikian ketekunan itu bisa mematahkan anggapan bahwa hanya orang pintar saja yang bisa berhasil, namun walaupun orang tersebut tidak pintar asal jika belajarnya penuh dengan ketekunan, maka ia juga bisa menjadi orang yang berhasil. Untuk mewujudkan tercapainya ketekunan dibutuhkan keistiqomahan, karena ketekunan butuh proses waktu yang lama dan keajegan bagi yang melakukan.

            Sifat tekun tentunya tidak mudah diperoleh, butuh proses lama dan perjuangan keras, baik waktu maupun pikiran dan tentunya dilandasi niat yang kuat, maka ketekunan itu akan bisa berhasil

OPTIMIS

            Sifat optimis harus selalu kita hadirkan dalam hati dan pikiran kita, agar apa yang inginkan dalam kelancaran perkuliahan doktoral bisa menjadi ringan dan lancar. Hal ini karena dengan dorongan sifat optimis kita akan selalau memiliki rasa percaya diri tinggi untuk menyelesaikannya asal juga diimbangi dengan ikhtiar yang kuat. Artinya tidak hanya modal optimis saja namun tidak diimbangi dengan ikhtiar maka menjadi nonsense (percuma)

Oleh karena itu  jika selalu menghadirkan sifat optimis apapun target yang ingin dicapai dalam perkuliahan, seperti selesainya tugas makalah dan harus submit di jurnal nasional maupun internasional, maka hal itu menjadi ringan dikerjakan dan punya semangat mengerjakannya

            Dan yang penting lagi harus optimis bisa menyelesaikan studi doktor bisa tepat waktu atau tidak molor berlama-lama dalam penyelesaian studinya. Karena yang menjadi momok bagi orang yang kuliah doktor adalah tugas akhir atau penyelesaian disertasinya, sehingga jika kita pupuk sifat optimis secara mendalam maka semangat untuk menyelesaikan disertasi menjadi meningkat dan menjadi ringan ketika mengerjakannya.

 

HOTS ( Higher order thinking skills)

            Point ini butuh ekstra ordinary tingkat tinggi, bagaimana tidak, dalam perkuliahan jenjang doktoral itu menjadi suatu keharusan sebelum melangkah pada puncaknya dalam mengerjakan tugas akhir disertasi.

            Dalam setiap perkuliahan kita secara tidak sadar akan dipacu berpikir keras dalam diskusi-diskusi kecil hingga yang berupa karya tulis ilmiah. Apa lagi pada era saat ini, hampir seluruh pembelajaran di mata kuliah mengharuskan makalahnya bisa submit dan tembus di jurnal nasional terakreditasi minimal sinta 2, dan ini tidak mudah karena secara persyaratan cek plagiasi tidak boleh melebihi 20 % sehingga analisis mendalam dalam pemikiran penulis yang sangat harus ditampakkan.

            Dengan demikian bagi seseorang yang hendak melanjutkan studi jenjang doktor harus benar-benar siap tancap gas dan mengerahkan daya pikir keras dalam perkuliahan. Berpikir HOTS sudah menjadi keharusan dan pembiasaan dalam studi jenjang doctoral menggambarkan bahwa perkuliahan pada jenjang ini tidak sembarangan dan berupaya keras mencetak lulusan yang berpikir kritis dan mendalam dalam menyikapi perkembangan dunia pendidikan pada masanya

 



KEILMUAN

            Yang paling fundamental dalam melanjutkan kuliah hingga jenjang doktoral adalah keilmuan yang di ambil bisa memberikan kontribusi besar terhadap pengembangan keilmuan dan bisa memberikan manfaat terhadap disiplin keilmuanyang ditekuni

            Dengan keilmuan yang didalami maka seseorang yang menempuh jenjang doktoral akan tergugah dan tergerak akan menggali lebih dalam keilmuan yang ditekuninya sehingga lulusan doktoral itu memang benar benar bisa diakui keilmuannya.

            Recognisi (pengakuan) publik ini diperlukan mengingat pada tataran jenjang doktor tentunya kapasitas keilmuannya sudah lebih mendalam dibanding pada jenjang sebelumnya, sehingga keilmuan ini mutlak benar-benar di kuasainya oleh lulusan doktor. Dengan demikian kapasitas sebagai doktor ini benar-benar bisa diakui dan dibuktikan pada publik

            Dan ini merupakan tantangan bagi orang yang melanjutkan jenjang doktor, bagaimana bisa menjadikan keilmuan yang diperoleh bisa dikembangkan lebih dalam ke arah pengembangan kelimuan dan menjadikan keilmuannya memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan keilmuan dunia dan melahirkan lulusan doktoral sebagai generasi penerus yang bisa melahirkan cendekiawan yang bisa ikut kontribusi dalam pengembangan suatu keilmuan tertentu.

 

TEMUAN TEORI

            Yang tidak kalah menguras daya pikir adalah bagaimana dalam tugas akhir jenjang doktor adalah ketika penyelesain disertasi dan adanya temuan teori baru dalam disertasi yang diangkat. Sehingga hal itu bukan perkara mudah karena ketika ingin menemukan teori baru dibutuhkan pemahaman yang mendalam dan wawasan luas terkait tema yang di angkat, hal itu sangat diperlukan daya literasi tingkat tinggi dan upaya keras dalam mencapainya

            Temuan teori sangat diperlukan dalam upaya pengembangan keilmuan dan tidak menutup kemungkinan besar perkembangan ilmu itu bisa mengalami banyak dinamikanya dalam perkembangan waktu dan zaman, sehingga butuh analisis kritis dalam penelaahannya

            Teori yang ditemukan diharapkan bisa menjawab persoalan baru yang berkembang dan bisa dikembangkan lagi yang pada akhirnya bisa mencul teori baru lagi juga. Dengan temua  teori tersebut akan menjadikan lulusan doctoral mendapat recognisi atas kompetensi yang dimilikinya dalam bidang keilmuan yang ditekuninya

 

DO’A

Do’a juga bagian yang tidak boleh dilupakan karena do’a ini memberikan ketengangan dan spirit dalam mengikuti jenjang program doctoral. Sebagai seorang muslim do’a sangat diperlukan agar semua urusan kita berharap dimudahkan oleh Allah SWT

Karena bagaimanapun usaha keras kita jika tanpa pertolongan dari Allah maka itu menjadi tidak berhasil, sehingga dengan do’a ini, berharap apa yang menjadi keinginan kita diridhoi dan dikabulkan oleh Allah SWT

            Ada pepatah yang mengatakan, ikhtiar tanpa do’a itu dinamakan sombong dan doa’ tanpa ikhtiar dinamakan bohong, maka ini menunjukkan do’a merupakan ciri ketaatan sebagai seorang mukmin dan merupakan cerminan bahwa manusia itu sebenarnya manusia tidak memiliki daya kekuatan kecuali atas pemberian dan anugerah dari Allah SWT

 

 

 

 

 


 

 

 

0 comments:

Post a Comment